
Bisnis keluarga merupakan tulang punggung ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan kontribusi sebesar 82% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyumbang 40% kapitalisasi pasar, bisnis keluarga memainkan peran yang sangat signifikan dalam dunia usaha. Namun, menjaga bisnis ini tetap berjalan dan berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya bukanlah tugas yang mudah.
Read more: Keberlanjutan Bisnis Keluarga: Peluang dan Tantangan

Bisnis keluarga merupakan tulang punggung ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), bisnis keluarga tidak hanya menjadi sumber pendapatan tetapi juga warisan yang bernilai tinggi. Namun, meski memiliki peran yang vital, mempertahankan bisnis keluarga hingga generasi berikutnya ternyata tidak semudah membangun bisnis itu sendiri.
Read more: Menjaga Warisan Bisnis Keluarga Melalui Semangat Kewirausahaan dan Inovasi

Bisnis keluarga telah lama menjadi bagian penting dalam kehidupan ekonomi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Tak jarang, bisnis keluarga menjadi roda penggerak ekonomi nasional, seperti yang terlihat dari kontribusinya sebesar 82% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Meski peran mereka signifikan, mempertahankan bisnis keluarga hingga ke generasi berikutnya merupakan tantangan tersendiri.
Read more: Mengelola Konflik dan Inovasi Pada Bisnis Keluarga

Perceraian bukan hanya menyangkut retaknya ikatan personal antara dua individu. Dalam konteks bisnis keluarga, perceraian seringkali menjadi badai besar yang mengguncang fondasi kepemilikan, kepemimpinan, bahkan keberlangsungan usaha lintas generasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024 mencatat fenomena yang patut dicermati. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, jumlah perkawinan nasional menurun drastis hingga dua juta pasangan. Di Jakarta, jumlah perkawinan menyusut dari 47.000 menjadi 43.000 pasangan.