Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Wisuda Ke-9 dan Welcoming Reception Ke-13 Universitas Ary Ginanjar (UAG) dan ESQ Business School, yang juga dihadiri oleh Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, Ketua MUI Cholil Nafis, dan Tim Formatur Sekolah Rakyat Muhammad Nuh.
Di hadapan wisudawan dan mahasiswa baru, AHY mengungkapkan bahwa AI dapat menjadi "pisau bermata dua". Ia menjelaskan tantangan yang dihadapi masyarakat dalam dunia digital yang luas, di mana AI seringkali memfasilitasi penyebaran disinformasi dan hoaks.
AHY mengungkapkan, di tengah kemajuan teknologi yang pesat, banyak orang menjadi korban manipulasi informasi, seperti pembunuhan karakter melalui ruang digital. Ia menambahkan, hal ini menjadi paradoks di abad ke-21, di mana teknologi seharusnya memberi dampak positif tetapi juga dapat membahayakan.
Meski AI membawa banyak kemajuan dalam hal efisiensi dan produktivitas, AHY menegaskan bahwa masyarakat harus berhati-hati agar tidak terjebak menjadi korban atau bahkan budak teknologi itu sendiri. Prinsip dan nilai yang kuat sangat dibutuhkan untuk menavigasi dunia yang penuh ketidakpastian ini.
Di sisi lain, Menteri Koperasi Ferry Juliantono menjelaskan bahwa AI juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan praktis, seperti di Koperasi Desa Merah Putih, yang menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan presisi dalam penempatan talenta dan pengelolaan operasional koperasi dengan biaya yang lebih efisien.
Founder Universitas Ary Ginanjar (UAG) dan ESQ Business School, Ary Ginanjar Agustian, menyampaikan visi kampus untuk mencetak generasi pemimpin masa depan yang berbasis karakter. Menurutnya, pembentukan moral dan karakter mahasiswa adalah inti dari pendidikan diUniversitas Ary Ginanjar (UAG) dan ESQ Business School, yang bertujuan mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045.