Dengan kata lain, halal supply chain bukan hanya soal teknik, melainkan perpaduan antara ilmu rekayasa dan nilai-nilai keislaman. Di sinilah letak tantangan sekaligus keunikan bagi mahasiswa Teknik Industri: mereka dituntut untuk berpikir logis dan sistematis, namun tetap berpegang pada integritas moral dan spiritual. Maka, belajar halal supply chain sejatinya adalah belajar bagaimana menjadi insinyur yang beretika dan beriman — yang mampu menggabungkan presisi teknologi dengan kejujuran hati.

Apa Itu Teknik Industri in Halal Supply Chain

Program Studi Teknik Industri in Halal Supply Chain di Universitas Ary Ginanjar adalah bidang yang memadukan ilmu teknik industri dengan nilai-nilai halal. Mahasiswa belajar bagaimana merancang, mengelola, dan mengoptimalkan sistem produksi agar efisien sekaligus sesuai standar halal nasional dan internasional.

Belajar Teknik dan Syariah Sekaligus

Di sisi teknik, mahasiswa mendalami manajemen operasional, logistik, manajemen risiko, dan sistem produksi.
Di sisi syariah, mahasiswa memahami standar halal, audit halal, dan sistem jaminan produk halal (SJPH).

Kombinasi ini melatih mahasiswa untuk berpikir efisien seperti insinyur, namun tetap berpegang pada nilai etika dan prinsip Islam.

Pendekatan The UAG Way

Program ini menggunakan pendekatan The UAG Way, yaitu integrasi IQ (intelektual), EQ (emosional), dan SQ (spiritual). Mahasiswa tidak hanya dibentuk menjadi ahli teknik, tetapi juga insan berkarakter dan berintegritas.

Pendekatan ini menciptakan keseimbangan antara kecerdasan teknis dan kesadaran moral, agar lulusan mampu menghadapi tantangan industri halal global.

Relevansi di Era Industri Halal

Menurut Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), potensi ekonomi halal dunia terus meningkat dan membutuhkan tenaga ahli yang paham prinsip halal sekaligus efisien secara industri.
Dengan kemampuan ganda ini, lulusan siap berkontribusi di berbagai sektor halal — dari manufaktur, logistik, hingga lembaga sertifikasi.